Ralf Rangnick Bongkar Akar Masalah yang Terpendam di Tubuh Manchester United
MUSTANG303NEWS
Mantan manajer interim Manchester United, Ralf Rangnick, kembali menjadi sorotan setelah mengungkap sejumlah masalah mendasar yang selama ini menghambat perkembangan klub berjuluk Setan Merah tersebut. Dalam wawancara terbarunya, Rangnick mengungkap bagaimana masalah struktural, keputusan transfer, hingga ketidakseimbangan visi telah mengakar dalam tubuh klub.
Krisis Identitas dan Struktur
Rangnick menyebut bahwa salah satu masalah terbesar Manchester United adalah ketidakjelasan struktur manajemen dan visi jangka panjang klub. Ia menilai United terlalu sering berganti arah setiap kali mendatangkan pelatih baru, tanpa membangun fondasi yang konsisten di level manajemen dan filosofi bermain.
“Tidak ada kesinambungan. Klub seperti Manchester United seharusnya punya struktur yang kuat, bukan hanya mengandalkan nama besar pelatih. Di sini, setiap pelatih membawa sistem sendiri, tanpa arah yang berkelanjutan,” kata Rangnick.
Keputusan Transfer yang Tidak Terpadu
Selama masa jabatannya di musim 2021/2022, Rangnick sempat meminta beberapa pemain untuk memperbaiki skuad yang dinilainya kurang kompetitif. Namun, permintaan itu tidak dipenuhi.
Ia mengungkap bahwa banyak keputusan transfer diambil tanpa konsultasi teknis yang memadai, serta lebih berorientasi pada popularitas dan pemasaran daripada kebutuhan taktis.
“Saya menyarankan beberapa nama, termasuk Christopher Nkunku dan Josko Gvardiol. Tapi tidak ada tindak lanjut,” ungkapnya.
Ruang Ganti yang Rapuh dan Kurang Profesional
Lebih lanjut, Rangnick juga menyentil kondisi ruang ganti yang menurutnya penuh ego dan minim etos kerja. Ia menyebut ada ketimpangan antara pemain yang berkomitmen dan yang tidak, serta kurangnya kedisiplinan kolektif.
“Beberapa pemain tidak cukup lapar untuk menang. Mereka lebih sibuk dengan citra dan media sosial daripada fokus ke pertandingan,” kritik Rangnick.
Upaya yang Tertunda
Meski sempat diminta untuk menjadi konsultan jangka panjang usai masa interim-nya, Rangnick akhirnya meninggalkan klub. Ia menyebut bahwa tidak ada keseriusan dari manajemen klub untuk memperbaiki akar masalah, dan memilih fokus sebagai pelatih tim nasional Austria.
Namun kini, kritik Rangnick dianggap semakin relevan, mengingat performa United yang masih inkonsisten meski sudah ditangani Ruben Amorim. Para pengamat menyebut, sinyal bahaya yang disampaikan Rangnick harusnya menjadi peringatan dini agar klub bisa melakukan reformasi total, bukan hanya tambal sulam.
Penutup
Komentar Ralf Rangnick bukan sekadar kritik pedas, tetapi sebuah cermin keras untuk Manchester United agar segera berbenah secara menyeluruh. Jika tidak, klub legendaris ini akan terus terjebak dalam siklus kegagalan, meski bermaterikan pemain bintang dan anggaran besar.
Komentar
Posting Komentar