Francesco Acerbi : Bangkit dari Kegelapan, Menjadi Pilar Kemenangan Inter Milan
MUSTANG303NEWS
Di usianya yang menginjak 37 tahun, Francesco Acerbi masih berdiri kokoh di jantung pertahanan Inter Milan, klub yang ia bantu bawa hingga ke final Liga Champions dua kali dalam tiga musim terakhir. Ia bukan hanya seorang bek tangguh di lapangan, tapi juga simbol dari keteguhan hati, keberanian, dan kebangkitan manusia dari titik terendah hidupnya. Kanker, kecanduan alkohol, dan depresi pernah menjatuhkannya, tapi tidak memusnahkannya.
Bakat Besar yang Terlupakan
Francesco Acerbi lahir di Vizzolo Predabissi, Italia, pada 10 Februari 1988. Sejak kecil, ia menunjukkan bakat sepak bola, tetapi tidak pernah dianggap sebagai pemain muda top. Ia memulai kariernya di klub kecil Pavia, lalu meniti jalur panjang melalui Reggina, Spezia, hingga akhirnya tampil mencolok bersama Chievo Verona dan Genoa. Pada 2012, AC Milan, klub impiannya, datang memanggil.
Namun masa-masa di Milan justru membuka lembaran suram dalam hidup Acerbi. Ia mengaku kehilangan arah, mulai kecanduan alkohol, dan sering pergi berpesta. "Saya tidak menghargai kesempatan itu. Saya pikir saya sudah sukses, padahal saya belum melakukan apa-apa," kata Acerbi dalam wawancara tahun-tahun berikutnya.MUSTANG303
Kebangkitan: Disiplin, Sehat, dan Konsisten
Setelah sembuh total, Acerbi menjelma menjadi sosok yang berbeda. Ia berhenti minum alkohol, hidup sehat, berlatih keras, dan menjaga pola pikir positif. Di Sassuolo, ia menjadi pemimpin di lapangan. Tahun 2018, Lazio membelinya, dan di sana kariernya mencapai level baru. Ia tampil sebagai bek tengah tangguh yang nyaris tak tergantikan.
Puncaknya datang saat ia menjadi bagian dari tim nasional Italia yang menjuarai Euro 2020. Acerbi, yang dulu diremehkan, kini berdiri sejajar dengan pemain-pemain top Eropa.
Era Inter Milan: Pilar Pertahanan, Pemimpin Tanpa Takhta
Pada musim panas 2022, Inter Milan membawanya dari Lazio sebagai pemain pinjaman. Banyak yang mencibir keputusan itu. Acerbi dianggap terlalu tua dan "hanya pelapis". Tapi justru sebaliknya: ia menjadi bagian krusial dalam skema tiga bek Simone Inzaghi, bersama Alessandro Bastoni dan Milan Ε kriniar (kemudian Benjamin Pavard).
Musim 2022/23, ia membawa Inter ke final Liga Champions. Meski kalah dari Manchester City, performa Acerbi mendapat pujian luas. Ia memperpanjang kontraknya dan menjadi pemain tetap Inter.
Musim 2024/25 menjadi pembuktian selanjutnya. Meskipun sempat cedera hamstring di awal musim, Acerbi bangkit dan kembali tepat waktu untuk fase gugur Liga Champions. Di semifinal melawan Barcelona, ia mencetak gol dramatis di menit ke-93 yang menyamakan agregat dan membawa laga ke perpanjangan waktu. Inter akhirnya menang agregat 7-6 dan lolos ke final.
Final Liga Champions 2025: Pertarungan Terakhir?
Pada 1 Juni 2025, Acerbi memimpin lini belakang Inter Milan di Allianz Arena, Munich, dalam laga final Liga Champions melawan Paris Saint-Germain. Bagi Acerbi, ini bukan sekadar pertandingan besar. Ini adalah penegasan bahwa dirinya, yang dulu terpuruk oleh kanker dan kecanduan, kini berdiri di panggung tertinggi Eropa.
Menjelang laga tersebut, banyak media Italia menyoroti Acerbi sebagai "ikon mentalitas Inter" dan "kapten spiritual" meski bukan pemegang ban kapten resmi. Ia adalah pemimpin melalui keteladanan, bukan kata-kata.
Francesco Acerbi, Inspirasi Sejati
Kisah Francesco Acerbi bukan hanya untuk penggemar sepak bola. Ini adalah cerita untuk siapa pun yang pernah merasa hancur, tersesat, dan nyaris menyerah. Acerbi menunjukkan bahwa manusia bisa bangkit dari kegelapan terdalam—dengan tekad, disiplin, dan harapan.
Dari ruang kemoterapi ke final Liga Champions, dari depresi ke kebahagiaan keluarga, Francesco Acerbi adalah bukti hidup bahwa tidak ada luka yang tak bisa disembuhkan, dan tidak ada hidup yang tak bisa diperbaiki.
LINK ALTERNATIF MUSTANG303 TERBAIK DI 2025
Komentar
Posting Komentar